RESUME
JURNAL
DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI INFORMATIKA
Dosen
Pembimbing
Ns.
Reni Sulung, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh :
Alfiah Tri Hastutik
(22020114130098)
A.14.2
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JURUSAN
KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
Tuberculosis merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis yang menyerang pada bagian tubuh pada paru-paru maupun bagian
tubuh lainnya (Sejati,Sofiana,2015). Pada tahun 1993, WHO mengeluarkan deklarasi
yang mengejutkan dunia yaitu “Kedaruratan global” dikarenakan penyakit
tuberculosis sulit untuk dikendalikan oleh negara-negara di dunia
(Unita,Kusnoputranto,2011). Penyakit
tuberculosis adalah penyakit kronik yang mengkhawatirkan, selain karena sulit
untuk diobati namun juga mudah dalam penularannya.
Penularan dari penderita penyakit
tuberculosis kepada orang yang sehat dikarenakan banyak faktor yang mendukung,
oleh karena itu dapat dengan mudah menyebar dan terhitung cepat menginfeksi
orang disekitarnya. Faktor yang menyebabkan penyakit tuberculosis dengan
mudahnya menyebar terdapat 2 faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor
kebiasaan (Unita,Kusnoputranto,2011).
Faktor lingkungan sendiri terbagi menjadi
beberapa, yaitu orang yang tidur sekamar
dengan sumber penular, ventilasi rumah kurang memenuhi syarat, status gizi yang
rendah dan tidak melakukan imunisasi BCG (Unita,Kusnoputranto, 2011). Faktor
tersebut juga dijelaskan pada penelitian lain dan dengan menambahkan adanya
kontak langsung dalam satu rumah dengan penderita penyakit tuberculosis (Simbolon, 2007).
Penyakit tuberculosis menularkan
bakterinya melalui udara, sehingga tidak adanya jarak antara penderita dengan
orang sehat seperti seringnya kontak langsung maupun tidur dalam satu kamar
maka dengan mudah bakteri menyerang orang sehat tersebut. (Kirenga,dkk, 2015).
Sedangkan untuk ventilasi yang kurang
memadai dapat menimbulkan bakteri-bakteri berdiam diri di tempat dan mudah
menyerang dikarenakan bakteri tersebut tidak bisa terbunuh oleh pancaran sinar
matahari terlebih dalam keadaan lembab (Simbolon, 2007).
Sedangkan pada faktor kebiasaan terdapat
beberapa penyebab terjadinya penyakit tubercukulosis dapat mudah tersebar,
antara lain : Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dalam jumlah besar (Kirenga,
2015).
Dalam suatu penelitian dijelaskan
bahwa penggunaan atau konsumsi alkohol dalam jumlah besar > 40 gram perhari
menjadi faktor besar dapat terjadi penyakit tuberculosis yang membahayakan
(Kirenga, 2015). Hal ini dinyatakan juga dalam penelitian lain bahwa terdapat
50,7 % resiko menderita tuberculosis pada pengonsumsi alkhol dalam jumlah besar
karena alkohol dapat merusak jaringan otak dan organ-organ lainnya sehingga
tubuh menjadi lemah dan sel imun pun ikut melemah, dalam keadaan inilah bakteri
Mycobakterium Tuberculosis ini dengan
mudah masuk menginfeksi tubuh (Lennoroth, 2008).
Telah banyak diketahui bahwa rokok
mengandung berbagai bahan yang membahayakan dan bagaimana efek yang
membahayakan bagi tubuh manusia, tidak hanya kepada perokok aktif namun juga
membahayakan pada perokok pasif. Merokok merupakan faktor kebiasaan kedua yang
dapat meyebabkan terjadinya penyakit tuberculosis dengan beresiko sebesar 26,3
% yang telah dibuktikan pada suatu
penelitian (Lennoroth, 2008). Pernyataan didukung oleh penelitian lain
yang beranggapan bahwa merokok 13,612 kali dapat beresiko TB dibandingkan
dengan orang yang tidak merokok (Simbolon, 2007). Namun berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan di DIY tepatnya Kabupaten Sleman bahwa tidak terdapat
hubungan antara orang dengan kebiasaan merokok dengan terjadinya penyakit
tuberculosis (Sejati, Sofiana, 2015).
Jadi,
sesuai dengan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penyakit tuberculosis dapat tersebar dengan
mudah karena didukung oleh 2 faktor yaitu faktor lingkungan dan kebiasaan.
Faktor lingkungan antara lain orang yang tidur sekamar dengan sumber penular,
ventilasi rumah kurang memenuhi syarat, status gizi yang rendah dan tidak
melakukan imunisasi BCG. Sedangkan pada faktor kebiasaan yaitu konsumsi alkohol
dalam jumlah besar dan merokok.
Daftar
pustaka :
1. Sejati,
Ardhitya dan Sofiana, Liena. 2015. Faktor-Faktor Terjadinya Tuberculosis.
Jurnal Kesmas, 10(2) : 122-128.
2. Unita,
Hery dan Kusnoputranto, Haryato.2011. Tuberkulosis
Paru di Palembang, Sumatera Selatan. Jurnal Kesmas, 5(5) : 234-240.
3. Simbolan, Demsa. 2007. Faktor Risiko Tuberculosis
Paru di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Kesmas, 2(3) : 112-119.
4. Kirenga,
dkk. 2015. Tuberculosis Risk Factors Among Tuberculosis Patients In Kampala,
Uganda: Implications For Tuberculosis Control. Research Article, 15(13) : 1-7.
5. Lennorth,
dkk. 2008. Alcohol Use As A Risk Factor
For Tuberculosis – A Systematic Review. Research Article, 289(8) : 1-12.
6. Lee,
dkk. 2014. Risk Factors For Latent Tuberculosis Infection In Close Contacts Of
Active Tuberculosis Patients In South Korea: A Prospective Cohort Study. Research Article, 566(14) : 1-7.